Jumat, 30 Mei 2014

KONFLIK DAN KEKERASAN


Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuhu

Menurut pendapat saya akan yang namanya konflik adalah kondisi dimana seseorang atau dua orang lebih yang mengalami pertentangan. Pertentangan dalam hal ini bisa berupa pertentangan fisik, pikiran, perasaan, ideologi, teknologi, agama, suku, ras, bangsa, dan masih banyak lagi. Walaupun konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul, hal ini tak sependapat dengan saya. Karena tidak semua konflik harus ada interaksi negatif yang melibatkan fisik yaitu dengan memukul. Kunci utama dalam konflik adalah harus adanya interaksi, baik dengan individu dan kelompok manusia yang lain, serta juga bisa dengan diri sendiri. Interaksi yang menyebabkan konflik dalam diri sendiri bisa diakibatkan pemikiran kita berinteraksi dengan pemikiran kita yang lain dan bertentangan, hal ini biasa terjadi dalam pertentangan antara pemikiran kita yang baik dan pemikiran kita yang buruk. Maka kunci utama dalam konflik adalah adanya interaksi, baik dengan orang lain serta dengan diri sendiri juga.
Pendapat saya akan yang namanya kekerasan adalah tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang. Kekerasan ini bisa dilakukan secara fisik atau bahkan bisa dilakukan secara psikologi. Secara fisik dapat menyebabkan seseorang yang menjadi korban kekerasan menjadi terluka bahkan meninggal dunia. Dan secara psikologi dapat menyebabkan seseorang yang menjadi korban kekerasan menjadi depresional, mudah sedih hati, “galau” jika dalam bahasa anak mudanya, hingga menyebabkan korban menjadi berkeinginan untuk bunuh diri.

Hubungan antara konflik dan kekerasan bisa dilihat dari sudut pandang yang sama, yaitu kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik, kekerasan merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa kekerasan merupakan proses akhir dari konflik. Namun, sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi berkaitan dengan perbedaan-perbedaan pendapat, keyakinan-keyakinan, ide-ide maupun kepentingan. Konflik adalah percekcokan, perselisihan, pertentangan, ketegangan diantara orang perorangan atau kelompok. Sedangkan kekerasan berarti perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik seringkali berubah menjadi kekerasan terutama apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Demikian pula bila upaya memperoleh keadilan di pengadilan tinggi ternyata gagal.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah bisa lepas dari yang namanya konflik serta kekerasan. Dikarenakan tanpa adanya kedua peristiwa tersebut, manusia secara individu dan kelompok tidak dapat berkembang menjadi persis seperti kehidupan kita sekarang. Contoh konflik di kehidupan sehari-hari bisa dilihat secara mudah bahkan diri kita juga pernah bahkan sering mengalaminya. Yaitu konflik dengan orangtua jika anak-anak tidak pernah mau menuruti perintah orangtua. Teman-teman yang mengejek temannya yang lain, ini merupakan contoh konflik dan kekerasan secara psikologis, dikarenakan kejiwaan seseorang yang diejek akan mudah tidak tenang, perasaannya bisa marah-marah, meledak-ledak, ingin membalas dendam kepada temannya yang mengejek dan lain-lain.

Contoh ekstrim dimana adanya konflik dan kekerasan sehari-hari adalah adanya tawuran pelajar. Ini merupakan konflik yang telah pecah menjadi kekerasan. Konflik yang biasanya hanya berupa cecok mulut, saling ejek-mengejek, serta menghina sekolah lain, dapat menjerumuskan para pelajar untuk berbuat anarkisme yang sangat merugikan harta, nyawa, dan masa depan.

Seperti berita tawuran yang dulu pernah kita dengar yaitu Tawuran antara siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012, menyebabkan seorang siswa SMA 6 tewas. Tawuran berlangsung singkat, sekitar 15 menit. Namun, tawuran ini menyebabkan dua korban terluka dan satu korban terkena luka bacok di bagian dada. Dia adalah Alawi, siswa kelas X SMA 6. Pelajar malang itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah, tapi nyawanya tak tertolong. Sedangkan korban luka, satu luka di pelipis, satu lagi luka kecil di jari tangan.

Konflik memang tidak bisa kita hindari, tapi kekerasan bisa kita cegah. Akar utama dari kekerasan adalah konflik. Hal minimal yang bisa kita hindari yaitu cuma kekerasan. Kita boleh saja berdebat hingga menyebabkan cecok mulut, tapi kebijaksanaan dalam berinteraksi sosial tidak boleh merugikan orang lain. Baik secara fisik dan kejiwaan. Jika sudah merugikan orang lain, maka negara dan hukum akan bertindak untuk mencegah dan menghalangi adanya kekerasan. Demokrasi dan kekebasan dalam berpendapat dan bebas menentukan harus kita hormati. Berdebat secara baik-baik itu perlu. Yang harus dihindari cuma satu, yaitu kekerasan.
Sekian dan terimakasih telah membaca tugas saya ini J

Akar Kekerasan: Kekayaan tanpa bekerja, Kesenangan tanpa hati nurani, Pengetahuan tanpa karakter, Perdagangan tanpa moralitas, Ilmu tanpa kemanusiaan, Ibadah tanpa pengorbanan, Politik tanpa prinsip.—Mahatma Gandhi—


Wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.

NAMA: SURYA ADITYA
NO: 26
KELAS: XI IPS 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar