Assalaamu’alaikum
wa rahmatullahi wabarakatuhu
Menurut pendapat saya akan yang
namanya konflik adalah kondisi dimana seseorang atau dua orang lebih yang
mengalami pertentangan. Pertentangan dalam hal ini bisa berupa pertentangan
fisik, pikiran, perasaan, ideologi, teknologi, agama, suku, ras, bangsa, dan
masih banyak lagi. Walaupun konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul, hal
ini tak sependapat dengan saya. Karena tidak semua konflik harus ada interaksi
negatif yang melibatkan fisik yaitu dengan memukul. Kunci utama dalam konflik
adalah harus adanya interaksi, baik dengan individu dan kelompok manusia yang
lain, serta juga bisa dengan diri sendiri. Interaksi yang menyebabkan konflik
dalam diri sendiri bisa diakibatkan pemikiran kita berinteraksi dengan
pemikiran kita yang lain dan bertentangan, hal ini biasa terjadi dalam
pertentangan antara pemikiran kita yang baik dan pemikiran kita yang buruk.
Maka kunci utama dalam konflik adalah adanya interaksi, baik dengan orang lain
serta dengan diri sendiri juga.
Hubungan antara
konflik dan kekerasan bisa dilihat dari sudut pandang yang sama, yaitu kekerasan
selalu dikaitkan dengan konflik, kekerasan merupakan alat dari konflik untuk
mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa kekerasan merupakan proses akhir
dari konflik. Namun, sesungguhnya konflik
berbeda dengan kekerasan. Konflik
berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi berkaitan dengan perbedaan-perbedaan
pendapat, keyakinan-keyakinan, ide-ide maupun kepentingan. Konflik adalah percekcokan, perselisihan,
pertentangan, ketegangan diantara orang perorangan atau kelompok. Sedangkan kekerasan berarti perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik seringkali berubah
menjadi kekerasan terutama apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan
pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang
berkaitan. Demikian pula bila upaya memperoleh keadilan di pengadilan tinggi
ternyata gagal.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah bisa lepas dari yang namanya konflik
serta kekerasan. Dikarenakan tanpa adanya kedua peristiwa tersebut, manusia secara
individu dan kelompok tidak dapat berkembang menjadi persis seperti kehidupan
kita sekarang. Contoh konflik di kehidupan sehari-hari bisa dilihat secara
mudah bahkan diri kita juga pernah bahkan sering mengalaminya. Yaitu konflik
dengan orangtua jika anak-anak tidak pernah mau menuruti perintah orangtua.
Teman-teman yang mengejek temannya yang lain, ini merupakan contoh konflik dan
kekerasan secara psikologis, dikarenakan kejiwaan seseorang yang diejek akan
mudah tidak tenang, perasaannya bisa marah-marah, meledak-ledak, ingin membalas
dendam kepada temannya yang mengejek dan lain-lain.
Contoh
ekstrim dimana adanya konflik dan kekerasan sehari-hari adalah adanya tawuran
pelajar. Ini merupakan konflik yang telah pecah menjadi kekerasan. Konflik yang
biasanya hanya berupa cecok mulut, saling ejek-mengejek, serta menghina sekolah
lain, dapat menjerumuskan para pelajar untuk berbuat anarkisme yang sangat
merugikan harta, nyawa, dan masa depan.
Seperti
berita tawuran yang dulu pernah kita dengar yaitu Tawuran antara siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan,
Senin, 24 September 2012, menyebabkan seorang siswa SMA 6 tewas. Tawuran berlangsung singkat, sekitar 15
menit. Namun, tawuran ini menyebabkan dua korban terluka dan satu korban
terkena luka bacok di bagian dada. Dia adalah Alawi, siswa kelas X SMA 6.
Pelajar malang itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah, tapi nyawanya
tak tertolong. Sedangkan korban luka, satu luka di pelipis, satu lagi luka kecil
di jari tangan.
Konflik memang
tidak bisa kita hindari, tapi kekerasan bisa kita cegah. Akar utama dari
kekerasan adalah konflik. Hal minimal yang bisa kita hindari yaitu cuma
kekerasan. Kita boleh saja berdebat hingga menyebabkan cecok mulut, tapi kebijaksanaan
dalam berinteraksi sosial tidak boleh merugikan orang lain. Baik secara fisik
dan kejiwaan. Jika sudah merugikan orang lain, maka negara dan hukum akan
bertindak untuk mencegah dan menghalangi adanya kekerasan. Demokrasi dan
kekebasan dalam berpendapat dan bebas menentukan harus kita hormati. Berdebat
secara baik-baik itu perlu. Yang harus dihindari cuma satu, yaitu kekerasan.
Sekian dan
terimakasih telah membaca tugas saya ini J
“Akar Kekerasan: Kekayaan
tanpa bekerja, Kesenangan tanpa hati nurani, Pengetahuan tanpa karakter,
Perdagangan tanpa moralitas, Ilmu tanpa kemanusiaan, Ibadah tanpa pengorbanan,
Politik tanpa prinsip.” —Mahatma Gandhi—
Wassalaamu’alaikum wa
rahmatullah wabarakatuhu.
NAMA: SURYA ADITYA
NO: 26
KELAS: XI IPS 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar